Situs Candimulyo

Nama Tjandimuljo (Candimulyo) bermula dari Tokoh Sepuh setempat Bernama Mbah Salijan atau Mbah Ijan, dimana dulu dilokasi itu adalah kebun kopi dan kebun serat di jaman Penjajahan Belanda, dan ada semacam gundukan tanah dan terdapat berserakan batu andesit berbentuk kotak.

Mengenal Situs Candimulyo

Nama Tjandimuljo (Candimulyo) bermula dari Tokoh Sepuh setempat Bernama Mbah Salijan atau Mbah Ijan, dimana dulu dilokasi itu adalah kebun kopi dan kebun serat di jaman Penjajahan Belanda, dan ada semacam gundukan tanah dan terdapat berserakan batu andesit berbentuk kotak, akhirnya ditemukan beberapa arca/reco/candi di daerah itu, sebelum ditemukan diwilayah itu bila tengah malam menjelang seperti terdengar sayup pagelaran wayang kulit dan anehnya suara itu didengar oleh warga Desa lain yang letaknya agak jauh dari Dukuh Candimulyo, dan Tjandimulyo sendiri menurut keterangan Alm Mbah Salijan bermakna agar supaya warga setempat urip mulyo atau hidup enak.

Selang berganti waktu ada seorang warga Belanda yang bernama A.J Bernet Kempers datang untuk meneliti tentang situs ini, dan yang luar biasa menggembirakannya, hasil riset tercatat dalam sebuah buku beserta dokumentasinya dan tersimpan rapi dan diabadikan di salah satu Universitas di Belanda yaitu Universiteit Leiden, dan berikut ringkasan penelitian beliau.

A.J. Bernet Kempers tentang Candimulyo (Tjandimouljo), Boyolali berdasarkan bukunya Ancient Indonesian Art (1959) dan laporan Balai Purbakala kolonial Belanda (0udheidkundige Dienst).

Catatan Kempers tentang Candimulyo Boyolali

  1. Lokasi
  • Disebut sebagai Tjandimouljo di daerah Boyolali, Jawa Tengah.
  • Bukan candi besar, melainkan situs kecil di desa, dengan sisa-sisa bata dan arca yang ditemukan di pekarangan penduduk.
  1. Temuan Arkeologi
  • Arca-arca batu yang berkaitan dengan agama Hindu (aliran Siwaistis).
  • ldentifikasi arca biasanya: Durga Mahisasuramardini, Ganesha, serta fragmen lingga-yoni.
  • Menurut Kempers, arca-arca tersebut gaya seninya mirip dengan periode Mataram Kuna abad IX-X M (masa Rakai Kayuwangi – Balitung).
  1. Kondisi Situs
  • Tidak ada bangunan candi yang masih utuh.
  • Hanya ditemukan reruntuhan bata merah dan batu andesit.
  • Kempers mencatat bahwa situs ini termasuk kategori “candi desa” atau situs peribadatan lokal kecil, berbeda dengan candi besar seperti Prambanan atau Sewu.
  1. Konteks Sejarah
  • Kempers menekankan bahwa Boyolali, meski jarang disebut dalam prasasti besar, punya banyak sebaran situs kecil.
  • Candimulyo dianggap bagian dari jaringan situs-situs peribadatan desa di sekitar jalur pedalaman Jawa Tengah kuno.

Referensi utama:

Bernet Kempers, Ancient Indonesian Art (Leiden: M. Nijhoff, 1959), hlm. Sekitar 120-125 (bagian tentang Central Java Minor Temples).

Laporan tahunan Oudheidkundige Dienst, 1933-1937.

A.J. Bernet Kempers dalah seorang arkeolog Belanda yang banyak menulis tentang peninggalan arkeologi di Jawa, khususnya candi-candi dan arca Hindu-Buddha. la sempat melakukan penelitian di wilayah Boyolali, termasuk Candimulyo (Tjandimouljo/Tjandimuljo).

Buku utama Kempers yang membahas peninggalan arkeologi Jawa adalah:

  1. “Ancient Indonesian Art” (1959, Leiden, M. Nijhoff)
  • Buku ini merupakan karya bes arnya yang mengulas arsitektur, candi, arca, relief, serta artefak dari periode Hindu-Buddha di Jawa dan Bali.
  • Di dalamnya terdapat catatan mengenai situs-situs kecil, termasuk peninggalan dari Boyolali.
  1. Laporan-laporan di Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch-Indië (ODNI)
  • Sebelum menulis bukunya, Kempers menerbitkan catatan singkat dalam laporan tahunan Balai Purbakala colonial Belanda (sekitar 1930-1940-an).
  • Nama Tjandimouljo (Candimulyo) di Boyolali masuk dalam daftar lokasi penemuan arca dan struktur batu bata kuno.

Catatan penting:

  • Candimulyo di Boyolali memang disebut oleh Kempers sebagai lokasi temuan arca Hindu (kemungkinan Siwaistis) yang ditemukan di pekarangan warga.
  • Deskripsinya singkat, biasanya berupa identifikasi arca (misalnya Durga, Ganesha, atau lingga-yoni) serta kondisi situs (tidak ada bangunan candi besar, hanya tinggalan lepas).
  • Kempers menempatkan Candimulyo dalam kategori “candi desa” atau peninggalan kecil dari periode klasik Jawa Tengah (t abad lX-X M).

Desa Wisata Kiringan Lestari

Pasar Ngat Legi

Cari pengalaman kuliner otentik di Boyolali yang tak terlupakan? Pasar Ngat Legi jadi pilihan!

Masjid Soejoedan

Arsitekturnya yang khas memadukan filosofi bangunan Jawa dengan fungsi religius, menciptakan suasana yang teduh dan khusyuk

Mata Air Dewi Pancuran

Mata Air Dewi Pancuran bukan sekadar sumber air, melainkan sumber kehidupan dan legenda bagi masyarakat Desa Kiringan

Galeri Foto Kiringan Lestari

Jelajahi Sekarang Juga

Wisata Edukasi

Belajar tak harus di ruang kelas. Di Desa Kiringan, wisata edukasi menghadirkan pengalaman langsung—dari sejarah candi, tradisi budaya, hingga kearifan lokal yang penuh makna

Wisata Budaya

Jelajahi jejak sejarah dan tradisi yang hidup di Desa Kiringan, dari pesona candi kuno hingga kekayaan budaya yang diwariskan turun-temurun.

Wisata Kuliner

Setiap sajian kuliner di Desa Kiringan bukan hanya makanan, melainkan cerita tentang budaya, tradisi, dan kehangatan masyarakatnya